Jika Allah membukakan pintu qiyamul lail untukmu, maka janganlah memandang orang-orang yang sedang tidur dengan pandangan yang remeh.
Jika Allah membukakan pintu puasa untukmu, maka janganlah memandang orang-orang yang makan dengan pandangan yang remeh.
Dan jika Allah membukakan pintu pintu Jihad untukmu, maka janganlah kamu pandang remeh orang-orang yang berdiam diri…
Karena boleh jadi orang yang tidur, orang yang makan (tidak berpuasa), dan orang yang berdiam diri (tidak ikut jihad) itu lebih dekat kedudukannya di sisi Allah daripada dirimu.
Ibnul Qayyim berkata:
"Sungguh jika kamu tidur di malam hari dan berpagi hari dalam keadaan menyesal (karena tidak qiyamul lail), itu jauh lebih baik daripada kamu bermalam lalu bangun untuk melaksanakan qiyamul lail namun berpagi hari dalam keadaan bangga diri.
Karena sesungguhnya orang yang ujub amalnya tidak diangkat (tidak diterima) atasnya." (Madarijus Salikin 1/177)
Bergerak, bekerja, dan berkarya - begitu seharusnya seorang Muslim.
Tuntas di satu ladang amal, maka ia segera bergegas ke ladang lainnya.
Bergerak, bekerja, dan berkarya - begitu seharusnya seorang Muslim.
Ia tidak mengenal "terlalu muda" atau "terlalu tua".
Karena ratusan inspirasi bertebaran di semua jenjang usia.
Usia SMP-SMA, kisah2 pemuda fenomenal bisa membuka mata.
17 tahun, Usamah bin Zaid dipercaya Rasulullah memimpin pasukan ke Syam.
Imam Syafi'i, belum 10 tahun hafal Quran, 15 tahun mulai berfatwa.
Usia 20-30, jangan lupakan Umar bin Abdul Aziz dan Muhammad Al-Fatih.
25 tahun, Umar bin Abdul Aziz sudah menjadi gubernur Madinah/Hijaz.
21 tahun, Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel, tercatat tinta emas sejarah.
Usia 30-40, usia pertengahan yang produktif.
Tak terhitung tokoh2 teladan segala bidang yang berkarya di usia ini.
Usia 40-50, Rasulullah SAW bisa jadi contoh terbaik.
"Karir" kenabian beliau justru dimulai dari usia 40.
Usia 50-60, Rasulullah SAW masih jadi teladan ideal.